BAB
1
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Di era globalisasi yang ditunjang oleh inovasi serta ditandai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat seperti
saat ini, informasi menjadi hal yang sangat penting baik oleh
individual, instansi pemerintah, maupun swasta. Perkembangan
informasi dan penyebaran informasi mempunyai peranan dalam
menciptakan
kemajuan di semua bidang yang diperuntukan bagi
kepentingan manusia pada umumnya, dan khususnya perusahan atau sebuah
organisasi yang telah melakukan kegiatan pengolahan informasi untuk
dapat bertahan dan berkembang di era gloalisasi saat ini. Maka dari
itu sebuah sistem pengolahan informasi menjadi salah satu bagian
penting bagi perusahaan atau organisasi dalam meningkatkan
produktifitas serta pengembangan inovasi.
Informasi juga
mempunyai peranan penting terhadap berkembangnya suatu organisasi,
dimana kebijakan-kebijakan dan keputusan yang diambil berdasarkan
informasi yang diperoleh akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup
perusahaan atau organisasi dan memberikan manfaat pada kemajuan
kinerja organisasi itu sendiri. Namun tidak serta merta informasi
dapat langsung di gunakan bagi sebuah organisasi, informasi tersebut
harus dirubah menjadi pengetahuan. Dimana Pengetahuan adalah
informasi yang telah dianalisis dan di organisasikan sehingga dapat
dimengerti dan digunakan untuk memecahkan masalah dan mengambil
keputusan. Upaya lain yang perlu dilakukan ke depan adalah
pengembangan SDM dan knowledge
sharing
(berbagi
knowledge)
dikalangan karyawan menjadi sangat penting guna meningkatkan
kemampuan manusia untuk menghasilkan inovasi. Saat ini, knowledge
(pengetahuan)
telah dikenal sebagai suatu sumber daya yang penting dan strategis
oleh seluruh jenis organisasi. Hal ini tidak terlepas dari
peningkatan dan pengembangan daya serap pengetahuan yang telah banyak
dijadikan acuan oleh organisasi maupun perusahaan guna menjadikan
organisasi yang inovatif. Salah satu pembuatan makalah ini dilatar
belakangi oleh banyaknya organisasi atau perusahaan yang sukses
karena memiliki pengetahuan dan menerapkan strategi yang tepat
sasaran.
- Rumusan Masalah
Bagaimana upaya
organisasi dalam mengembangkan strategi daya serap pengetahuan demi
terwujudnya organisasi yang inovatif?
BAB
2
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Definisi
Daya Serap Pengetahuan
Daya
serap (absorptive
capacity)
adalah ukuran kemampuan perusahaan untuk menilai, mengasimilasi, dan
menerapkan pengetahuan baru. Daya serap memiliki beberapa tingkat
(individu, kelompok, perusahaan, dan tingkat nasional). Daya serap
tergantung pada basis pengetahuan yang telah ada (akumulasi dan arus
pengetahuan) serta komunikasi dan berpengaruh terhadap kinerja
inovasi, tingkat aspirasi, dan pembelajaran organisasi.
Daya serap juga
disebut menjadi alasan bagi perusahaan untuk berinvestasi dalam
litbang, bukan hanya membeli hasilnya (misalnya hak paten).
2.2 Definisi
Inovatif
Istilah inovatif
telah didefinisikan oleh Josepth Schumpeter sebagai : komersialisasi
semua kombinasi yang didasari oleh pemanfaatan (1) bahan dan komponen
baru, (2) proses baru, (3) pasar baru, dan (4) bentuk organisasi baru
(Janszen,2000). Dengan kata lain, menurut definisi ini, inovtifi
merupakan komposit dari kedua bidang ,yaitu bidang
teknis dan bidang bisnis. Bila
hanya melibatkan teknologi, maka Schumpeter menamakannya invensi
(invention),
begitu bidang bisnis dilibatkan, maka muncul inovasi
(innovation).
Berbagai
rujukan mendukung adanya indikasi bahwa inovasi menjadi indicator
adanya proses penciptaaan pengetahuan baru di organisasi.
BAB
3
PEMBAHASAN
Konsep daya serap
pertama kali didefinisikan sebagai “kemampuan untuk mengenali nilai
informasi baru, mengasimilasi, dan menerapkannya ke ujung komersial”.
Bagi mereka, daya serap sangat tergantung pada sebelum berhubungan
pengetahuan dan keanekaragaman latar belakang. Oleh karena itu,
beberapa tokoh telah menempatkan investasi perusahaan membuat model
pembangunan kapasitas serap. Kapasitas serap dipandang sebagai
kumulatif, yang berarti bahwa lebih mudah bagi perusahaan untuk
berinvestasi pada dasar konstan dalam kapasitas serap dibanding
investasi tepat waktu. Upaya menempatkan untuk mengembangkan daya
serap dalam satu periode akan membuat lebih mudah untuk menumpuk
dalam berikutnya. Dimana strategi pengelolaan pengetahuan merupakan
hal sangat penting guna menghadapi tantangan global saat ini dengan
pengelolahan pengetahuan maka akan dapat menciptakan sebuah aset baru
bagi perusahaan yang dapat dikembangkan menjadi sebuah inovasi,
penelitian ini nantinya akan ditujukan untuk dapat mengetahui
bagaimana deskriptif dari penerapan strategi knowledge management
demi terwujudnya organisasi yang inovatif.
Proses
penciptaaan pengetahuan dalam era inovasi, adalah kemampuan
organisasi untuk menciptakan pengetahuan merupakan hal yang
sangat mendasar, namun diketahui bahwa penciptaaan pengetahuan
terjadi dalam benak individu-individu (manusia) yang berada
di organisasi. Tanpa individu-individu tersebut, organisasi
tak mampu menciptakan pengetahuan yang dibutuhkannya untuk
melakukan berbagai inovasi (dalam berbagai penelitian konseptual
maupun empiris). Hal inilah yang dimaksud dalam strategi daya serap
pengetahuan bagi organisasi inovatif.
Berikut
ini terdapat beberapa strategi daya serap pengetahuan yang umum di
lakukan oleh banyak organisasi.
- Konteks organisasional: Administrator harus memandang kemampuan menyerap pengetahuan bagi organisasinya sangat penting oleh sebab itu organisasi perlu terus belajar seiring dengan perkembangan (ilmu) pengetahuan. Peran Administrator:
- merencanakan menyerap,
- mengorganisir,
- mengasimilasi atau mendesiminasi,
- memanfaatkan atau mengeksploitasi, dan
- sumber belajar harus difasilitasi bisa diakses.
- Konteks individual: semangat belajar harus tetap ada
- Sumber belajar: internal dan eksternal organisasi.
Di
organisasi-organisasi modern saat ini, pandangan tentang manajemen
perubahan ini bersinggungan pula dengan cara mereka
memberlakukan pengetahuan sebagai modal
intelektual. Manajemen perubahan mencakup prinsip, alat
analisis, teknologi informasi, teori perubahan strategis,
pengingkatan fungsi individu, sistem, struktur dan proses kerja
yang didahului dengan disain organisasi, perbaikan kinerja
pegawai, hubungan antar kelompok/bagian dalam suatu organisasi,
dst. Pengembangan kualitas SDM, sistem inovasi yang
kuat, sistem informasi dan komunikasi yang efektif dan efisien, dan
dukungan rezim kebijakan yang tepat merupakan pilar sangat penting
dalam membangun masyarakat yang maju dan mandiri dalam tatanan global
di era ekonomi pengetahuan dan masyarakat pengetahuan.
BAB
4
KESIMPULAN
Knowledge
management (KM) atau manajemen pengetahuan menjadi isu menarik sejak
awal kemunculannya. Berbagai akademisi dan praktisi bisnis mulai
mencoba menumbuh-kembangkan manajemen pengetahuan melalui
penelitian-penelitian maupun penerapan dalam praktek-praktek
bisnis. Perkembangan informasi dan penyebaran informasi
mempunyai peranan dalam menciptakan kemajuan di semua bidang yang
diperuntukan bagi kepentingan manusia pada umumnya, dan khususnya
perusahan atau sebuah organisasi yang telah melakukan kegiatan
pengolahan informasi untuk dapat bertahan dan berkembang di era
gloalisasi saat ini. Maka dari itu sebuah sistem pengolahan informasi
menjadi salah satu bagian penting bagi perusahaan atau organisasi
dalam meningkatkan produktifitas serta pengembangan inovasi. Strategi
daya serap pun perlu diperhatikan bahkan di jadikan pedoman untuk
mewujudkan organisasi yang inovatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar