Selasa, 11 Februari 2014

Summary FILSAFAT ILMU

FILSAFAT ILMU
Perbincangan mengenai filsafat ilmu baru mulai merebak di awal abad keduapuluh, namun Francis Bacon dengan metode induksi yang ditampilkannya pada abad kesembilanbelas dapat dikatakan sebagai peletak dasar filsafat ilmu dalam khasanah bidang filsafat secara umum. Sebagian ahli filsafat berpandangan bahwa perhatian yang besar terhadap peran dan fungsi filsafat ilmu mulai mengedepankan
tatkala ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) mengalami kemajuan yang sangat pesat.
Perbedaan antara ilmu dan filsafat dapat dilihat dari cara berpikirnya. Ilmu mempelajari obyek alam sebagaimana adanya (dos sein) dan terbatas pada ruang lingkup emperi. Ilmu mempelajari sesuatu obyek dilihat dari satu sudut pandang sesuai dengan bidangnya. Jadi pokok pembahasan ilmu adalah hal yang bersifat dapat ditangkap dengan indera manusia. Filsafat mempelajari obyeknya dari berbagai sudut pandangan dan pokok pembahasan sejauh mungkin dapat dijangkau dengan akal piker manusia, sehingga sampai pada di luar pengalaman manusia. Jadi pokok pembahasan filsafat sampai pada hakekat yang terdalam atau essensinya.
Sebenarnya nilai dan ilmu terletak pada penerapannya. Ilmu mengabdi kepada masyarakat, sehingga ia menjadi sarana kemajuan. Ilmu itu mengejar kebenaran, dan kebenaran itu inti etika ilmu. Tetapi kebenaran itu ditentukan oleh derajat penerapan praktis dari ilmu. Kebenaran merupakan suatu ide yang berlandaskan efek-efeknya yang praktis. Inilah beberapa pokok bahasan utama dalam pengenalan terhadap filsafat ilmu, di samping objek dan pengertian filsafat ilmu yang akan dikedepankan terlebih dahulu.
A.    Pengertian Filsafat Ilmu
1.      Robert Ackermann: Filsafat ilmu adalah sebuah tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini yang dibandingkan dengan pendapat-pendapat terdahulu yang telah dibuktikan.
2.      Lewis White Beck: Filsafat ilmu itu mempertanyakan dan menilai metode-metode pemikiran ilmiah, serta mencoba menetapkan nilai dan pentingnya usaha ilmiah sebagai suatu keseluruhan.
3.      May Brodbeck: Filsafat ilmu itu sebagai analisis yang netral secara etis dan filsafati, pelukisan, dan penjelasan mengenai landasan-landasan ilmu.
4.      Cornelius Benjamin: Filsafat ilmu merupakan cabang pengetahuan filsafati yang menelaah sistematis mengenai sifat dasar ilmu, metode-metodenya, konsep-konsepnya, praanggapan-anggapannya, serta letaknya dalam kerangka umum dari cabang penegetahuan intelektual.

B.     Tujuan Filsafat Ilmu
Pertama, filsafat ilmu sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah, sehingga orang menjadi kritis terhadap kegiatan ilmiah. Maksudnya, seorang ilmuwan harus memiliki sikap kritis terhadap bidang ilmunya sendiri, sehingga dapat menghindarkan diri dari sikap solipsistic, menganggap bahwa hanya pendapatnya yang paling benar.
Kedua, filsafat ilmu merupakan usaha merefleksi, menguji, mengkritik asumsi dan metode keilmuan. Sebab kecenderungan yang terjadi di kalangan para ilmuawan modern adalah menerapkan suatu metode ilmiah tanpa memperhatikan struktur ilmu pengetahuan itu sendiri. Satu sikap yang diperlukan di sini adalah menerapkan metode ilmiah yang sesuai atau cocok dengan struktur ilmu pengetahuan, bukan sebaliknya. Metode hanya sarana berfikir, bukan merupakan hakikat ilmu pengetahuan.
Ketiga, filsafat ilmu memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan. Setiap metode ilmiah yang dikembangkan harus dapat dipertanggungjawabkan secara logis-rasional, agar dapat dipahami dan dipergunakan secara umum.


C.    Implikasi Mempelajari Filsafat Ilmu
1.      Bagi seseorang yang mempelajari filsafat ilmu diperlukan pengetahuan dasar yang memadai tentang ilmu, baik ilmu alam maupun ilmu sosial, supaya para ilmuwan memiliki landasan berpijak yang kuat. Ini berarti ilmuwan sosial perlu mempelajari ilmu-ilmu kealaman secara garis besar, demikian pula seorang ahli ilmu kealaman perlu memahami dan mengetahui secara garis besar tentang ilmu-ilmu sosial.
2.      Menyadarakan seorang ilmuwan agar tidak terjebak ke dalam pola piker “menara gading”, yakni hanya berpikir murni dalam bidangnya tanpa mengaitkannya dengan kenyataan yang ada di luar dirinya.

D.    Objek Material dan Formal Filsafat Ilmu
Objek material atau pokok bahasan filsafat ilmu adalah ilmu pengetahuan itu sendiri, yaitu ilmu pengetahuan yang telah disusun secara sistematis dengan metode ilmiah tertentu, sehingga dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara umum. Di sini terlihat jelas perbedaan yang hakiki antara pengetahuan dengan ilmu pengetahuan. Pengetahuan itu lebih bersifat umum dan didasarkan atas pengalaman sehari-hari, sedangkan ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang bersifat khusus dengan ciri-ciri: sistematis, metode ilmiah tertentu, serta dapat diuji kebenarannya.
Ditinjau dari segi historis,hubungan antara filsafat dan ilmu pengetahuan mengalami perkembangan yang sangat menyolok. Seperti yang sudah diketahui, ilmu-ilmu satu demi satu mencapai otonominya dengan melepaskan diri dari filsafat. Perkembangan historis dalam hubungan antara filsafat dan ilmu pengetahuan yang dilukiskan tadi mempunyai konsekuensi penting di bidang kurikulum. Dalam hal ini ilmu-ilmu lain lebih terikat, karena harus menyelesaikan bahan yang tertentu.

Objek formal filsafat ilmu adalah hakikat (essensi) ilmu pengetahuan, artinya filsafat ilmu lebih menaruh perhatian terhadap problem-problem ilmu pengetahuan seperti: apa hakikat ilmu sesungguhnya? Bagaimana cara memperoleh kebenaran ilmiah? Apa fungsi ilmu pengetahuan itu bagi manusia? Problem-problem inilah yang dibicarakan dalam landasan pengembangan ilmu pengetahuan, yakni landasan ontologism, epistemologis, dan aksiologis.
·         Landasan Ontologis pengembangan ilmu artinya tititk tolak penelaahan ilmu pengetahuan didasarkan atas sikap dan pendirian filosofis yang dimiliki oleh seorang ilmuwan.
·         Landasan Epistemologis pengembangan ilmu artinya titik tolak penelaahan ilmu pengetahuan didasarkan atas cara dan prosedur dalam memperoleh kebenaran.
·         Landasan Aksiologis pengembangan ilmu merupakan sikap etis yang harus dikembangkan oleh seorang ilmuwan, terutama dalam kaitannya dengan nilai-nilai yang diyakini kebenarannya.

E.     Pokok-pokok Filsafat Ilmu
1)      Dasar-dasar Pengetahuan
·         Penalaran : Penalaran sebagai proses berpikir (kegiatan untuk menemukan pengetahuan yang benar, dan jalan berpikir dapat berbeda-beda karena kriterianya berbeda)
·         Pengetahuan : Segala jenis (apa saja) yang diketahui tentang obyek tertentu
·         Kriteria Kebenaran : Teori koherensi, teori korespondensi, teori pragmatism
2)      Pengetahuan : Ilmu, Seni, Agama
3)      Metode Ilmiah
4)      Struktur Pengetahuan Ilmiah

F.     Kesimpulan
Filsafat ilmu diperlukan kehadirannya di tengah perkembangan iptek yang ditandai semakin menajamnya spesialisasi ilmu pengetahuan. Sebab dengan mempelajari sifat ilmu, maka para ilmuwan akan menyadari keterbatasan dirinya dan tidak terperangkap ke dalam sikap arogansi intelektual. Hal yang lebih diperlukan adalah sikap keterbukaan diri di kalangan ilmuwan, sehingga mereka dapat saling menyapa dan mengarahkan seluruh potensi keilmuwan yang dimilikinya untuk kepentingan umat manusia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar