BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Setiap
bangsa multi-etnik, termasuk Indonesia, berpotensi menghadapi masalah
perbedaan, persaingan dan tidak jarang pertikaian antar etnik. Karena itu,
etnik merupakan fenomena biologis yang berdampak cultural, sosial, ekonomi, dan
politik.
Pada
awal perkembangannya, Cina datang ke pedesaan untuk berdagang. Kemudian, Cina
melihat bahwa tanah di pedesaan itu subur. Maka, ia punya
inisiatif untuk menyewa tanah pertanian. Orang Jawa yang pada dasarnya punya lahan yang luas tentu tidak keberatan. Bahkan tak sedikit dari orang Cina itu yang mengawini gadis desa. Dari sini, hubungan Cina dengan Jawa dimulai.
inisiatif untuk menyewa tanah pertanian. Orang Jawa yang pada dasarnya punya lahan yang luas tentu tidak keberatan. Bahkan tak sedikit dari orang Cina itu yang mengawini gadis desa. Dari sini, hubungan Cina dengan Jawa dimulai.
Lambat
laun, Cina merasa bahwa tanah itu merupakan sumber utama kehidupannya. Bagi
petani yang punya sawah itu juga tidak jauh berbeda. Akhirnya, konflik pun
mulai muncul. Cina dengan strategi mempekerjakan orang Jawa atau bahkan yang
punya sawah itu sendiri. Akhirnya, ketergantungan Jawa pada Cina sedemikian
besar.
Secara
kuantitatif, etnik Cina merupakan minoritas di tengah kemajemukan etnik
Indonesia. Pada tahun1961, diperkirakan ada sekitar 2,45 juta jiwa etnik Cina
atau sekitar 2,5 persen dari total penduduk Indonesia[1].
Walaupun
demikian, secara kualitatif, persoalan yang dianggap telah ditimbulkan oleh
keberadaan etnik Cina ini tidak bisa disebut kecil. Beredar pendapat bahwa
minoritas etnik Cina di Indonesia telah menguasai 70 sampai 80 persen
perekonomian Indonesia[2].
Ini bisa dilihat dari banyaknya elite Cina
yang menguasai perusahaan-perusahaan transnasional. Bahkan tak jarang konflik
Cina dengan Jawa itu menyeret pemerintah untuk campur tangan. Dalam beberapa
kasus, pemerintah lebih memihak Cina dari pada Jawa. Bahkan bisa dikatakan,
Cina mampu mengusai mereka bahkan dalam perumusan kebijakan sekalipun. Kondisi
inilah yang kemudian memunculkan atau menjadi pemicu konflik antara Cina dengan
Jawa di Indonesia. Dari persaingan dalam bidang ekonomi kemudian merembet ke
persoalan-persoalan politik dan kekuasaan.
1.2.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar
belakang di atas, maka dapat ditarik suatu permasalahan yang muncul sebagai
baerikut:
1. bagaimanakah
kelompok etnik Jawa menkonstruksi dan memposisikan kelompok etnik keturunan
Cina?
2. akibat-akibat
sosial apa saja yang muncul karena pola perilaku dalam hubungan sosial antara
kelompok etnik Jawa dengan etnik keturunan Cina?
3. bagaimana
seharusnya peran pemerintah dalam menangani konflik yang terjadi antara etnik
Jawa dan etnik Cina?
4. bagaimanakah
dimensi-dimensi konstruksi, posisi, pola interaksi, dengan fungsi sosial
hubungan antara kelompok etnik Jawa dengan etnik Cina saling terkait?
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1.
Sumber
Data
Dalam
konteks Indonesia, perbedaan kultural antaretnik yang relative besar memang
masih ditemukan, misalnya antara etnik Jawa dengan etnik Cina. Secara kultural,
mayoritas rakyat Indonesia lebih intensif memperoleh pengaruh dari kebudayaan
India disbanding dengan kebudayaan Cina. Padahal, antara kedua orientai budaya
ini terdapat perbedaan cukup besar (Nakamura, dalam Bahar, 1995:148).[3]
Lazimnya,
berdasarkan cirri-ciri utama biologisnya, umat manusia dikelompokkan ke dalam berbagai
ras. Bila ras tersebut dikaitkan dengan kebudayaan mereka, maka terbentuk kelompok
etnik. Karena itu, dari satu rasa yang sama, bisa terbentuk berbagai etnik.
Setiap manusia pasti menjadi warga Negara dari salah satu ras dan etnik. Dari
latar belakang ras dan etnik itu pula, suatu masyarakat membentuk tipe
kepribadian dasar, yang selanjutnya menjadi acuan bagi pembentukan kepribadian
warganya (Linton, 1962:110-111).[4]
Penduduk
keturunan Cina telah dilihat oleh sebagian etnik Jawa sebagai orang luar (out group), tetapi juga menempatkan diri
mereka sebagai orang luar. Badan-badan usaha milik etnik Cina dinilai tidak
pernah mempercayakan jabatan-jabatan puncak manajemen kepada tenaga
professional yang bukan etnik Cina. Demikian pula, perkawinan campuran antara
Cina dan yang bukan Cina amat jarang terjadi, terutama antara pria bukan Cina
dengan wanita Cina. Dengan demikian, baik dalam segi sistem ekonomi maupun
dalam sistem sosio-budaya, secara umum etnik Cina tampak terpisah dari
masyarakat lingkungan sekitarnya (Koentjaraningrat, 1993:16).[5]
2.2.
Solusi
Masalah
1. Etnis Jawa hendaknya tidak lagi mengguakan
prasangka negatif terhadap etnis Cina serta mau berusaha untuk bersaing secara
sehat dengan etnis Cina.
2. Etnis Cina Pemerintah segera melakukan
penanggulangan melalui kebijakan-kebijakan yang tidak menimbulkan kesenjangan
dan kecemburuan sosial yang rentan terhadap konflik.
3. hendaknya tidak terlalu arogan dengan menggunakan
beking pemerintah untuk menyelesaikan konflik, mau berinteraksi sosial dengan
etnis Jawa, serta menghindari sentimen negatif terhadap etnis Jawa.
4. Diperlukan upaya sosialisasi kesadaran bela
negara dalam keluarga, lingkungan desa atau kota.
5. Perlu diaktifkan paguyuban-paguyuban antar etnis
terutama Jawa dengan Cina hingga mengakar kebawah dan diupayakan untuk
paguyuban-paguyuban tersebut dapat tersosialisasi hingga tingkat individu.
6. Menjadikan ideologi bersama yang di anut dalam
masyarakat sebagai sebuah konsensus yang mengakomodasi berbagai kepentingan lain dari tiap
unsur masyarakat yang berbeda latar belakang etnisnya (sub-ideologi). Maka
perlu ada suatu pemahan utuh mengenai definisi ideologi tersebut. Yaitu
ideologi yang diartikan sebagai suatu pandangan atau sistem nilai yang
menyeluruh dan mendalam yang dipunyai dan dipegang oleh suatu masyarakat
tentang bagaimana cara yang sebaiknya, yaitu secara moral dianggap benar dan
adil mengatur tingkah laku mereka bersama dalam berbagai segi kehidupan duniawi
mereka.
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1. Kesimpulan
1. Faktor-faktor
yang melatarbelakangi dalam memotivasi munculnya kekerasan etnis terdiri atas 2
faktor, yaitu perbedaan faktor individu (etnisitas) dan faktor situasi. Kedua
faktor ini pada akhirnya menumbuhkan perasaan negatif yang kemudian menjadi
pemicu munculnya kekerasan etnis.
2. Ada
perbedaan kedudukan yang mencolok antara etnik Cina dengan etnik Jawa. Kalau
kelompok etnik Cina datang sebagai majikan yang menguasai lahan pertanian,
kelompok etnik Jawa datang sebagai buruh di sektor pertanian. Dengan demikian,
secara objektif posisi sosial tersebut telah membentuk konstruksi sosial etnik
Jawa terhadap etnik Cina, bahwa etnik Cina memiliki sejumlah kelebihan bila
disbanding dengan etnik Jawa.
3. Perilaku
terpola dalam interaksi antaretnik berbeda dengan pola perilaku yang ditetapkan
secara legal, sehingga dinamika pola interaksi berubah dari pola penguasaan,
kerjasama, persaingan, pertikaian.
4. Masing-masing
perilaku terpola dalam hubungan antaretnik memberikan akibat-akibat sosial yang
berbeda. Pola penguasaan mengakibatkan keterasingan, pola kerjasama
mengakibatkan pertumbuhan kesadaran akan kepentingan, pola perasingan
mengakibatkan perbaikan kecakapan, dan pola pertikaian mengakibatkan pergantian
penguasaaan.
5. Ada
kesan keduanya sama-sama serakah. Etnik Cina kebanyakan enggan mempekerjakan
etnik Jawa yang tidak punya etos kerja. Bahkan mereka berusaha menguasai
tanah-tanah milik pribumi. Di sisi lain, etnik Jawa juga tidak kalah
serakahnya. Setelah mereka mencontoh semangat bertani etnik Cina, mereka ingin
merebut kembali tanah mereka yang sebenarnya sudah disewakan pada Cina.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Habib, A. 2004. Konflik
Antaretnik di Pedesaan. Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara
Internet
Al-Lutfi,
N. “Pengaruh Persaingan Bisnis dan Kecemburuan Sosial Jawa dan Cina”. 21 April
2009. http://historycomunity.blogspot.com/2009/04/pengaruh-persaingan-bisnis-dan.html.
Rahmani,
H. “Etnis Cina di Indonesia: Dilema Ekonomi dan Politik”. 23 September 2011. http://paturahman.blogspot.com/2011/09/etnis-cina-di-indonesia-dilema-ekonomi.html.
Prihartanti,
N., Taufik., dan Thoyibi, M. “Mengurai Akar Kekerasan Etnis pada Masyarakat
Pluralis”. Agustus 2009. http://himhim.blog.fisip.uns.ac.id/files/2011/12/jurnal-2.pdf.
mantap artikelnya.
BalasHapuswww.kiostiket.com
sundul77.com Situs Agen Bola Terbaik | Judi Casino Online | poker uang asli | Bandar Slot Terpercaya
BalasHapussundul77.com Adalah Situs Agen Bola Terbaik | Judi Casino Online | poker uang asli | Bandar Slot Terpercaya, Game Slot Mesin, Agen Sbobet, Agen Ibcbet, Agen Mansion88 sundul77 Merupakan Salah Satu Bandar Bola, Bandar Casino, Poker Online Terpercaya IDNSPORT. Kelebihan Bandar Bola Terbesar www.sundul77.com Desain Website Menarik, Live Casino Online 24 Jam Non-Stop Bersama Dealer Eropa & Dealer Asia..
Situs Agen Bola Terbaik | Judi Casino Online | poker uang asli | Bandar Slot Terpercaya, Game Slot Mesin, Agen Sbobet, Agen Ibcbet, Agen Mansion88
Bolagaming mempunyai tim berpengalaman dalam melayani setiap member yang bergabung di situs judi taruhan bola terbaik ini. Kami menyediakan customer service online 24 jam yang akan menemani anda dan membantu memberikan arahan kepada anda agar mudah saat melakukan pendaftaran. Anda bisa memilih jenis permainan judi taruhan online apa saja sesuai keinginan anda.
Ayo Bergabung Bersama Situs Judi Taruan Bola Terlengkap Bolagaming
situs agen bola terbaik,judi casino online,poker uang asli,poker uang asli,agen ibcbet