Jumat, 25 Oktober 2013

(PAPER) Pasang Surut Hubungan Etnik Cina-Jawa




BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.   Latar Belakang
Setiap bangsa multi-etnik, termasuk Indonesia, berpotensi menghadapi masalah perbedaan, persaingan dan tidak jarang pertikaian antar etnik. Karena itu, etnik merupakan fenomena biologis yang berdampak cultural, sosial, ekonomi, dan politik.
Pada awal perkembangannya, Cina datang ke pedesaan untuk berdagang. Kemudian, Cina melihat bahwa tanah di pedesaan itu subur. Maka, ia punya
inisiatif untuk menyewa tanah pertanian. Orang Jawa yang pada dasarnya punya lahan yang luas tentu tidak keberatan. Bahkan tak sedikit dari orang Cina itu yang mengawini gadis desa. Dari sini, hubungan Cina dengan Jawa dimulai.
Lambat laun, Cina merasa bahwa tanah itu merupakan sumber utama kehidupannya. Bagi petani yang punya sawah itu juga tidak jauh berbeda. Akhirnya, konflik pun mulai muncul. Cina dengan strategi mempekerjakan orang Jawa atau bahkan yang punya sawah itu sendiri. Akhirnya, ketergantungan Jawa pada Cina sedemikian besar.
Secara kuantitatif, etnik Cina merupakan minoritas di tengah kemajemukan etnik Indonesia. Pada tahun1961, diperkirakan ada sekitar 2,45 juta jiwa etnik Cina atau sekitar 2,5 persen dari total penduduk Indonesia[1].
Walaupun demikian, secara kualitatif, persoalan yang dianggap telah ditimbulkan oleh keberadaan etnik Cina ini tidak bisa disebut kecil. Beredar pendapat bahwa minoritas etnik Cina di Indonesia telah menguasai 70 sampai 80 persen perekonomian Indonesia[2].
 Ini bisa dilihat dari banyaknya elite Cina yang menguasai perusahaan-perusahaan transnasional. Bahkan tak jarang konflik Cina dengan Jawa itu menyeret pemerintah untuk campur tangan. Dalam beberapa kasus, pemerintah lebih memihak Cina dari pada Jawa. Bahkan bisa dikatakan, Cina mampu mengusai mereka bahkan dalam perumusan kebijakan sekalipun. Kondisi inilah yang kemudian memunculkan atau menjadi pemicu konflik antara Cina dengan Jawa di Indonesia. Dari persaingan dalam bidang ekonomi kemudian merembet ke persoalan-persoalan politik dan kekuasaan.


1.2.   Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat ditarik suatu permasalahan yang muncul sebagai baerikut:
1.      bagaimanakah kelompok etnik Jawa menkonstruksi dan memposisikan kelompok etnik keturunan Cina?
2.      akibat-akibat sosial apa saja yang muncul karena pola perilaku dalam hubungan sosial antara kelompok etnik Jawa dengan etnik keturunan Cina?
3.      bagaimana seharusnya peran pemerintah dalam menangani konflik yang terjadi antara etnik Jawa dan etnik Cina?
4.      bagaimanakah dimensi-dimensi konstruksi, posisi, pola interaksi, dengan fungsi sosial hubungan antara kelompok etnik Jawa dengan etnik Cina saling terkait?





BAB 2
PEMBAHASAN
2.1.   Sumber Data
Dalam konteks Indonesia, perbedaan kultural antaretnik yang relative besar memang masih ditemukan, misalnya antara etnik Jawa dengan etnik Cina. Secara kultural, mayoritas rakyat Indonesia lebih intensif memperoleh pengaruh dari kebudayaan India disbanding dengan kebudayaan Cina. Padahal, antara kedua orientai budaya ini terdapat perbedaan cukup besar (Nakamura, dalam Bahar, 1995:148).[3]
Lazimnya, berdasarkan cirri-ciri utama biologisnya, umat manusia dikelompokkan ke dalam berbagai ras. Bila ras tersebut dikaitkan dengan kebudayaan mereka, maka terbentuk kelompok etnik. Karena itu, dari satu rasa yang sama, bisa terbentuk berbagai etnik. Setiap manusia pasti menjadi warga Negara dari salah satu ras dan etnik. Dari latar belakang ras dan etnik itu pula, suatu masyarakat membentuk tipe kepribadian dasar, yang selanjutnya menjadi acuan bagi pembentukan kepribadian warganya (Linton, 1962:110-111).[4]
Penduduk keturunan Cina telah dilihat oleh sebagian etnik Jawa sebagai orang luar (out group), tetapi juga menempatkan diri mereka sebagai orang luar. Badan-badan usaha milik etnik Cina dinilai tidak pernah mempercayakan jabatan-jabatan puncak manajemen kepada tenaga professional yang bukan etnik Cina. Demikian pula, perkawinan campuran antara Cina dan yang bukan Cina amat jarang terjadi, terutama antara pria bukan Cina dengan wanita Cina. Dengan demikian, baik dalam segi sistem ekonomi maupun dalam sistem sosio-budaya, secara umum etnik Cina tampak terpisah dari masyarakat lingkungan sekitarnya (Koentjaraningrat, 1993:16).[5]


2.2.   Solusi Masalah
1.      Etnis Jawa hendaknya tidak lagi mengguakan prasangka negatif terhadap etnis Cina serta mau berusaha untuk bersaing secara sehat dengan etnis Cina.
2.      Etnis Cina Pemerintah segera melakukan penanggulangan melalui kebijakan-kebijakan yang tidak menimbulkan kesenjangan dan kecemburuan sosial yang rentan terhadap konflik.
3.      hendaknya tidak terlalu arogan dengan menggunakan beking pemerintah untuk menyelesaikan konflik, mau berinteraksi sosial dengan etnis Jawa, serta menghindari sentimen negatif terhadap etnis Jawa.
4.      Diperlukan upaya sosialisasi kesadaran bela negara dalam keluarga, lingkungan desa atau kota.
5.       Perlu diaktifkan paguyuban-paguyuban antar etnis terutama Jawa dengan Cina hingga mengakar kebawah dan diupayakan untuk paguyuban-paguyuban tersebut dapat tersosialisasi hingga tingkat individu.
6.       Menjadikan ideologi bersama yang di anut dalam masyarakat sebagai sebuah konsensus yang mengakomodasi  berbagai kepentingan lain dari tiap unsur masyarakat yang berbeda latar belakang etnisnya (sub-ideologi). Maka perlu ada suatu pemahan utuh mengenai definisi ideologi tersebut. Yaitu ideologi yang diartikan sebagai suatu pandangan atau sistem nilai yang menyeluruh dan mendalam yang dipunyai dan dipegang oleh suatu masyarakat tentang bagaimana cara yang sebaiknya, yaitu secara moral dianggap benar dan adil mengatur tingkah laku mereka bersama dalam berbagai segi kehidupan duniawi mereka.





BAB 3
PEMBAHASAN
3.1. Kesimpulan
1.      Faktor-faktor yang melatarbelakangi dalam memotivasi munculnya kekerasan etnis terdiri atas 2 faktor, yaitu perbedaan faktor individu (etnisitas) dan faktor situasi. Kedua faktor ini pada akhirnya menumbuhkan perasaan negatif yang kemudian menjadi pemicu munculnya kekerasan etnis.
2.      Ada perbedaan kedudukan yang mencolok antara etnik Cina dengan etnik Jawa. Kalau kelompok etnik Cina datang sebagai majikan yang menguasai lahan pertanian, kelompok etnik Jawa datang sebagai buruh di sektor pertanian. Dengan demikian, secara objektif posisi sosial tersebut telah membentuk konstruksi sosial etnik Jawa terhadap etnik Cina, bahwa etnik Cina memiliki sejumlah kelebihan bila disbanding dengan etnik Jawa.
3.      Perilaku terpola dalam interaksi antaretnik berbeda dengan pola perilaku yang ditetapkan secara legal, sehingga dinamika pola interaksi berubah dari pola penguasaan, kerjasama, persaingan, pertikaian.
4.      Masing-masing perilaku terpola dalam hubungan antaretnik memberikan akibat-akibat sosial yang berbeda. Pola penguasaan mengakibatkan keterasingan, pola kerjasama mengakibatkan pertumbuhan kesadaran akan kepentingan, pola perasingan mengakibatkan perbaikan kecakapan, dan pola pertikaian mengakibatkan pergantian penguasaaan.
5.      Ada kesan keduanya sama-sama serakah. Etnik Cina kebanyakan enggan mempekerjakan etnik Jawa yang tidak punya etos kerja. Bahkan mereka berusaha menguasai tanah-tanah milik pribumi. Di sisi lain, etnik Jawa juga tidak kalah serakahnya. Setelah mereka mencontoh semangat bertani etnik Cina, mereka ingin merebut kembali tanah mereka yang sebenarnya sudah disewakan pada Cina.



DAFTAR PUSTAKA

Buku
Habib, A. 2004. Konflik Antaretnik di Pedesaan. Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara

Internet
Al-Lutfi, N. “Pengaruh Persaingan Bisnis dan Kecemburuan Sosial Jawa dan Cina”. 21 April 2009. http://historycomunity.blogspot.com/2009/04/pengaruh-persaingan-bisnis-dan.html.
Rahmani, H. “Etnis Cina di Indonesia: Dilema Ekonomi dan Politik”. 23 September 2011. http://paturahman.blogspot.com/2011/09/etnis-cina-di-indonesia-dilema-ekonomi.html.
Prihartanti, N., Taufik., dan Thoyibi, M. “Mengurai Akar Kekerasan Etnis pada Masyarakat Pluralis”. Agustus 2009. http://himhim.blog.fisip.uns.ac.id/files/2011/12/jurnal-2.pdf.




[1] Habib, A. 2004. Konflik Antaretnik di Pedesaan. Yogyakarta: PT LKiS Pelangi Aksara
[2] Ibid. Hal 1.
[3] Ibid. Hal 18.
[4] Ibid. Hal 19.
[5] Ibid. Hal 20.

2 komentar:

  1. sundul77.com Situs Agen Bola Terbaik | Judi Casino Online | poker uang asli | Bandar Slot Terpercaya
    sundul77.com Adalah Situs Agen Bola Terbaik | Judi Casino Online | poker uang asli | Bandar Slot Terpercaya, Game Slot Mesin, Agen Sbobet, Agen Ibcbet, Agen Mansion88 sundul77 Merupakan Salah Satu Bandar Bola, Bandar Casino, Poker Online Terpercaya IDNSPORT. Kelebihan Bandar Bola Terbesar www.sundul77.com Desain Website Menarik, Live Casino Online 24 Jam Non-Stop Bersama Dealer Eropa & Dealer Asia..
    Situs Agen Bola Terbaik | Judi Casino Online | poker uang asli | Bandar Slot Terpercaya, Game Slot Mesin, Agen Sbobet, Agen Ibcbet, Agen Mansion88
    Bolagaming mempunyai tim berpengalaman dalam melayani setiap member yang bergabung di situs judi taruhan bola terbaik ini. Kami menyediakan customer service online 24 jam yang akan menemani anda dan membantu memberikan arahan kepada anda agar mudah saat melakukan pendaftaran. Anda bisa memilih jenis permainan judi taruhan online apa saja sesuai keinginan anda.
    Ayo Bergabung Bersama Situs Judi Taruan Bola Terlengkap Bolagaming
    situs agen bola terbaik,judi casino online,poker uang asli,poker uang asli,agen ibcbet

    BalasHapus